Sayarasa semua orang entah Yudas atau Petrus atau saya layak ditentukan/ditetapkan binasa karena kita semua orang berdosa. Jadi menurut saya, Yudas tidak berhak merasa diperlakukan tidak adil jika dia harus binasa. Tapi mungkin, Yudas bisa saja merasa diperlakukan tidak adil karena tidak ditentukan/dipilih untuk selamat seperti Petrus.
JudulA dewi kesuburan dipanggil Astarte, disembah di Mesir, adalah "Qudshu" (suci) dan menamakan diberikan kepada pelacur pemujaan, dilarang di Israel (Imamat 19:29), secara literal "suci" bererti. 's "perpecahan" atau "perbezaan" Tuhan berhubung dengan manusia, bagaimanapun, bukan sahaja perbezaan tahap kewujudan .
Kedaulatanhukum adalah sebuah negara diharapkan menjadi negara hukum, dimana semua tindakan yang dilakukan pemerintah dan rakyat harus berdasarkan sebuah aturan hukum yang berlaku. Tokoh yang menganut paham ini Immanuel Kant, Kranenburg, dan H. Krabbe. Kedaulatan hukum biasanya diterapkan di sebagian besar negara di Eropa dan Amerika. 5.
MenurutYer 18:12 perumpamaan berupa perbuatan ini diadakan Yeremia sebelum malapetaka itu terjadi, jadi sebelum th 598.Nabi-nabi dahulu, misalnya Samuel, 1Sa 15:27-28, Ahia dari Silo, 1Ra 11:29-33 (dan nabi gadungan Zedekia), 1Ra 22:11-12) sudah menguatkan nubuat-nubuat mereka dengan perbuatan berupa lambang.Pikiran yang melatarbelakangi tindakan-tindakan semacam itu bukanlah bahwa dengan
Beberapaorang mencoba menghindari kesulitan dengan menafsirkan tindakan Allah yang mengeraskan hati Firaun sebagai hukuman atas Firaun yang lebih dahulu mengeraskan hati. Upaya ini bertabrakan dengan firman Tuhan. TUHAN sudah berencana mengeraskan hati Firaun (Kel 4:21; 7:3) sebelum Firaun mengeraskan hatinya sendiri (Kel 7:22, 8:15, 19, 9:12).
IsiKitab: Kitab Mikha, terbagi atas 7 pasal. Di dalam Kitab ini kita dapat melihat hubungan kedaulatan Allah dengan hidup dan sejarah manusia. I. Ajaran-ajaran utama dalam Kitab Mikha. Pasal 1-3 (Mi ). Pemberitaan tentang hukuman atas Israel karena perbuatan dosanya
TINDAKAN JOHN. CALVIN. DAN. (Kedaulatan Tuhan , p. 139). Ini adalah fitnah dalam ekstrem. Gereja Katolik Roma percaya bahwa manusia tidak sama sekali tidak benar di negara bagiannya jatuh dan
PengertianKedaulatan. Menurut Wikipedia, Kedaulatan adalah suatu hak ekslusif untuk menguasai suatu wilayah pemerintahan, masyarakat, atau atas diri sendiri terdapat penganut dalam dua teori berdasarkan pemberian dari Tuhan atau Masyarakat. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi atas
atastindakan firaun tuhan menurunkan nabi musa dan memberikannya mukjizat berupa tongkat yang dapat membelah lautan dan berubah menjadi seekor ular besar dan bisa mengalahkan para penyihir firaun Penjelasan: maap klo slh Iklan Pertanyaan baru di Wirausaha Jelaskan dampak krisis global terhadap tingkat pengangguran terdidik?
Moltmannmelihat salib sebagai tindakan solidaritas ilahi dengan mereka y ang "ber-Tuhan dan terkutuk" dan Anak Allah benar -benar memasuki situasi mereka. 19
0JcBw6L. Seluruh isi Alkitab menyatakan kedaulatan Allah. Kedaulatan Allah dalam memilih umat, memilih manusia, dalam memberi janji dan perintah, dalam memberkati dan mengutuk. Dan dari seluruh Alkitab, kita bisa belajar bahwa kedaulatan Allah adalah mutlak, tidak tergantung waktu atau kondisi, tidak terpengaruh objek, dan Allah bebas menentukan dan menjalankan kehendak-Nya. Apa Kata Alkitab mengenai Kedaulatan Allah? Mari kita melihat beberapa ayat Alkitab yang menunjukkan kedaulatan Allah. Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Mazmur 1153 …Ia [Allah] berbuat menurut kehendak-Nya terhadap bala tentara langit dan penduduk bumi; dan tidak ada seorang pun yang dapat menolak tangan-Nya… Daniel 435 Ya TUHAN, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemashyuran dan keagung, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya TUHAN, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. 1 Tawarikh 2911 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia; Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Roma 1136 Dari beberapa ayat Alkitab di atas kita dapat merangkum makna kedaulatan Allah. Pertama, kedaulatan-Nya meliputi segala bumi. Tidak ada yang dapat berada di luar kedaulatan-Nya. Allah yang menciptakan segalanya, Allah yang berdaulat dan berkuasa atas segalanya. Kedua, kedaulatan-Nya adalah absolut. Tidak ada yang bisa membatasi atau menggagalkan kedaulatan dan rencana Allah. Ketiga, kedaulatan-Nya tidak berubah. Allah berdaulat dan berkuasa atas segalanya dan kedaulatan itu kekal. Implikasi dalam Kehidupan Memahami Kedaulatan Allah Setelah memahami arti kedaulatan Allah, apa implikasinya dalam kehidupan kita? Setidaknya ada 2 implikasinya atas hidup manusia. Pertama, kita mesti memaknai dan menghargai kedaulatan Allah dalam hidup. Kedaulatan-Nya mencakup segalanya, termasuk juga diri kita sendiri. Allah yang menciptakan kita, Allah yang berdaulat penuh atas hidup kita. Yesus sendiri dalam doa-Nya di Taman Getsemani juga menegaskan kedaulatan Allah dalam hidup. “…tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Matius 2639 Hidup kita bukanlah untuk kita sendiri, namun untuk memuliakan Allah sang pencipta hidup. Biarlah Allah berdaulat dan berkuasa atas hidup kita, biarlah segala kehendak Allah yang jadi, bukan kehendak saya. Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. Ulangan 1020-21 Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu… Keluaran 1012 Kedua, tidak ada yang terjadi tanpa ijin Allah. Ini yang menjadi pengharapan dalam hidup. Meskipun sulit dan banyak tantangan, namun kita yakin bahwa semua terjadi dalam rencana Allah, dan pasti ada hikmah di balik semuanya itu. Karya keselamatan Allah melalui sengsara dan kematian Yesus di kayu salib membuktikan kepada kita segalanya terjadi atas seijin Allah. Allah berdaulat atas rakyat dan penguasa, berkuasa atas dosa, dan menang atas kematian. Atas kedaulatan Allah jugalah kita diampuni, dibebaskan dari dosa, dan diajak ke dalam ke hadirat-Nya yang kudus. Sumber gambar Recommended for you
Teori kedaulatan Tuhan adalah teori yang paling tua dari jenis-jenis teori kedaulatan lainnya. - Kali ini kita akan membahas tentang teori kedaulatan Tuhan dan definisinya. Teori kedaulatan Tuhan adalah teori yang paling tua dari jenis-jenis teori kedaulatan lainnya. Teori ini menjelaskan tentang Tuhan yang memiliki kuasa terhadap segala hal baik itu alam, manusia, dan apa saja di muka bumi ini. Pengertian Teori Kedaulatan Secara etimologi, kedaulatan sendiri memiliki arti kekuasaan tertinggi yang diambil dari bahasa Arab yaitu daulah atau kekuasaan. Sedangkan di dalam Bahasa Latin, supremus yang artinya tertinggi. Kedaulatan ini berhubungan atau memiliki kaitan dengan negara dan pemerintah. Sehingga hampir semua ahli tata negara membahas mengenai teori kedaulatan ini, terlebih tentang sumber kekuasaan negara. Plato mengatakan bahwa sumber kekuasaan negara adalah bukan dari pangkat, kedudukan, jabatan, harta, dan dewa. Plato pun membedakan kekuasaan negara menjadi dua bagian, yakni pathein dan bia. Pathein adalah suatu kekuasaan negara yang memiliki fungsi untuk mempunyai kewenangan dalam mengatur urusan yang ada di dalam negeri dengan cara persuasi. Baca Juga Bagaimana Pelaksanaan Kedaulatan Tuhan? Begini Penjelasannya Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
Tidak Seorang pun Dapat Mengubah Fakta bahwa Tuhan Berdaulat atas Nasib Manusia Sederhananya, di bawah otoritas Tuhan, setiap orang secara aktif atau pasif menerima kedaulatan dan penataan-Nya, dan tidak peduli bagaimana seseorang bergumul dalam perjalanan hidupnya, tidak peduli seberapa bengkok jalan yang ia tapaki, pada akhirnya ia akan kembali kepada orbit nasib yang telah digariskan oleh Sang Pencipta terhadap dirinya. Inilah otoritas Sang Pencipta yang tidak terlampaui, inilah cara otoritas-Nya mengendalikan dan menguasai alam semesta. Sifat tidak terlampaui ini, wujud kendali dan pimpinan ini, yang bertanggung jawab atas hukum-hukum yang mengatur kehidupan segala hal, yang memungkinkan manusia berpindah-pindah berulang kali tanpa kendala, yang membuat dunia berputar secara teratur dan bergerak maju, hari demi hari, tahun demi tahun. Engkau sekalian telah menyaksikan semua fakta ini dan memahaminya, baik secara dangkal maupun mendalam; kedalaman pemahamanmu bergantung pada pengalaman dan pengetahuanmu akan kebenaran, serta pengenalanmu akan Tuhan. Seberapa baik engkau mengetahui realitas kebenaran, seberapa jauh engkau telah mengalami firman Tuhan, seberapa baik engkau mengenal hakikat dan watak Tuhan—hal-hal tersebut menunjukkan kedalaman pemahamanmu akan kedaulatan dan penataan Tuhan. Apakah keberadaan kedaulatan dan penataan Tuhan bergantung pada ketundukan manusia terhadapnya? Apakah fakta bahwa Tuhan memiliki otoritas demikian ditentukan oleh ketundukan manusia terhadapnya? Otoritas Tuhan ada terlepas dari segala kondisi dan keadaan; dalam situasi apa pun, Tuhan memerintah dan menata nasib setiap manusia dan segala hal lain berdasarkan pikiran-Nya dan keinginan-Nya. Ini hal yang tidak akan berubah hanya karena manusia berubah. Ini terpisah dari kehendak manusia, tidak bisa dipengaruhi oleh perubahan waktu, ruang, dan geografi, karena otoritas Tuhan itu sendirilah hakikat-Nya. Apakah manusia mampu mengenal dan menerima kedaulatan Tuhan, dan apakah ia dapat tunduk terhadap kedaulatan tersebut, ini sama sekali tidak mengubah fakta akan kedaulatan Tuhan terhadap nasib manusia. Dengan kata lain, tidak peduli bagaimana sikap manusia terhadap kedaulatan Tuhan, itu tidak dapat mengubah fakta bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia dan atas segala hal. Bahkan bila engkau tidak tunduk kepada kedaulatan Tuhan, Ia masih memimpin nasibmu; bahkan bila engkau tidak mengenal kedaulatan-Nya, otoritas-Nya tetap ada. Otoritas Tuhan dan fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia adalah hal yang terpisah dari kehendak manusia, yang tidak berubah menuruti kemauan dan pilihan manusia. Otoritas Tuhan berada di segala tempat, pada setiap jam, dan setiap saat. Kalaupun langit dan bumi musnah, otoritas-Nya tidak akan hilang, karena Ia adalah Tuhan itu Sendiri, Ia memiliki otoritas yang unik, otoritas-Nya tidak dibatasi atau dilarang oleh orang-orang, peristiwa, ruang atau geografi. Sepanjang waktu Tuhan memegang otoritas-Nya, menunjukkan kekuatan-Nya, melanjutkan pekerjaan pengelolaan-Nya seperti biasa; sepanjang waktu Ia memerintah di atas segala hal, membekali segala hal, mengatur segala hal, sebagaimana yang selalu Ia lakukan. Tidak ada yang dapat mengubahnya. Inilah fakta; kebenaran yang tidak pernah berubah sejak permulaan waktu! Sikap dan Penerapan yang Benar bagi Seseorang yang Ingin Tunduk kepada Otoritas Tuhan Dengan sikap seperti apa seharusnya manusia sekarang mengenal dan memandang otoritas Tuhan beserta fakta akan kedaulatan Tuhan atas nasib manusia? Inilah masalah nyata yang menghadang setiap orang. Ketika menghadapi masalah kehidupan sebenarnya, bagaimana harusnya engkau mengenal dan memahami otoritas Tuhan dan kedaulatan-Nya? Ketika engkau tidak tahu bagaimana memahami, mengatasi dan mengalami masalah-masalah ini, sikap bagaimana yang harus engkau ambil untuk menunjukkan niat, keinginan, dan realitas ketundukanmu terhadap kedaulatan dan penataan Tuhan? Pertama-tama, engkau harus belajar menunggu; selanjutnya engkau harus belajar mencari; kemudian engkau harus belajar tunduk. "Menunggu" berarti menunggu waktu Tuhan, menanti orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah ia atur bagimu, menanti kehendak-Nya untuk secara bertahap terungkap sendiri bagimu. "Mencari" berarti mengamati dan memahami kehendak bijaksana-Nya atasmu melalui orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Ia tata, lalu memahami kebenaran melalui mereka, mengerti apa yang harus dicapai manusia dan jalan-jalan yang harus ia jaga, mengerti hasil seperti apa yang ingin diperoleh Tuhan di dalam manusia dan pencapaian seperti apa yang ingin Ia dapatkan dalam manusia. "Tunduk," tentunya, merujuk pada tindakan menerima orang-orang, peristiwa, dan hal-hal yang telah Tuhan atur, menerima kedaulatan-Nya, dan oleh hal-hal tersebut menjadi tahu bagaimana Tuhan mengatur nasib manusia, menjadi tahu bagaimana Ia membekali manusia dengan hidup-Nya, bagaimana Ia memasukkan kebenaran dalam manusia. Segala hal di bawah penataan dan kedaulatan Tuhan patuh terhadap hukum-hukum alam, dan apabila engkau memutuskan untuk membiarkan Tuhan menata dan mengatur semuanya bagimu, engkau harus belajar menunggu, engkau harus belajar mencari, dan engkau harus belajar tunduk. Inilah tindakan yang harus diambil oleh setiap orang yang ingin tunduk kepada otoritas Tuhan, inilah kualitas dasar yang harus dimiliki setiap orang yang ingin menerima kedaulatan dan penataan Tuhan. Demi mendapatkan sikap demikian, memiliki kualitas demikian, engkau sekalian harus bekerja lebih keras; dan hanya dengan begitu engkau sekalian dapat memasuki realitas sejati.